Rabu, 17 Agustus 2011

Bintang


               Ini adalah pengalaman yang pernah kulupakan. Cerita ini berawal saat aku sedang bermain dengan teman dekatku.

***
 
“ Bintang. Tunggu aku.” Teriak seseorang. Itu adalah suara yang aku kenal.
 “ Ayo Pluto kau harus bisa mengejarku!” aku terus berlari secepat mungkin menghindar dari Pluto tapi pandanganku terus menghadap ke arah Pluto..
“ Bintang, jangan kesana! Bintang lihatlah depanmu! Bintang!!!” Pluto berteriak sangat keras.
Aku tak tahu mengapa dia khawatir. Ketika aku melihat kedepan, ternyata ada sebuah sungai yang sangat besar. Aku tak bisa menghentikan lariku dan akhirnya aku terjatuh. Aku berusaha untuk berpegangan pada apapun. Hanya saja usahaku sia-sia. Lalu aku tak sadarkan diri.

***

 “ Nak, bangunlah nak.” Suara seseorang membangunkanku. Entah kenapa aku merasa aneh. Aku tak tahu siapa aku dan darimana aku.
 “ aku dimana? Siapa aku?” tanyaku pada orang itu. Ternyata orang itu adalah nenek-nenek yang sudah tua.
 “ Nak, kau hanyut di sungai tadi. Kalau aku perkirakan kau sudah terlalu lama mengapung di sungai. Karena bajumu sangat basah bahkan sudah mulai tumbuh jamur di bajumu. Namamu siapa nak?” Tanya nenek itu.
“ Aku tak tahu siapa aku.” Kataku. Aku berusaha mengingat siapa diriku.
 “ Mungkin karena terlalu banyak air yang masuk kepala tadi sehingga kau lupa. Sebaiknya kau tinggal saja disini sampai kau mengingat semuanya. Nenek akan buatkan kau teh hangat.” Nenek itu meninggalkanku.
                Aku melihat ada sebuah cermin di kamar itu. Aku berkaca dan aku melihat diriku sendiri. Aku terlihat sangat kotor. Mungkin benar apa kata nenek itu aku terlihat sudah terlalu lama mengapung di sungai. Kepalaku pun terasa berat rasanya hingga aku tak kuat dan aku membaringkan tubuhku perlahan.
  “ Ini teh hangatnya. Kau minum dulu.” Nenek itu menyodorkan segelas teh hangat yang masih mengepulkan asap. Aku meminumnya perlahan. Rasanya sangat nyaan di tubuh dan kepalaku tak terlalu berat lagi.
“ Bagaimana sekarang keadaanmu. Kau baik-baik saja kan?” Tanya nenek.
“ ya rasanya kepalaku sedikit ringan. Nyaman sekali.” Kataku.
“Sebaiknya kau beristirahat dulu hingga keadaanmu pulih. Setelah itu kita cari tahu siapa kau.” Kata nenek itu lalu meninggalkanku.
                Aku hanya diam saja. Keesokan harinya keadaanku sudah membaik dan aku juga membantu nenek melakukan pekerjaannya. Nenek itu adalah seorang petani yang tinggal sendiri. Cucunya dan anaknya pergi ke negeri seberang untuk mencari pekerjaan. Sementara dia di tinggal sendirian di desa itu. Setiap malam aku selalu melihat kelangit. Mungkin saja disana ada namaku yang tertulis. Tapi itu mustahil. Entah kenapa aku sangat tertarik dengan langit.
                Tetanggaku adalah seorang guru. Dia mengajarkanku tentang langit dan juga benda-benda angkasa. Seperti nama-nama planet, rasi bintang, revolusi dan rotasi. Aku sangat suka mempelajari semuanya. Akhirnya mereka memanggilku angkasa karena aku sangat suka tentang angkasa.
Suatu hari guru Chong bertanya padaku, “ Hei, Angkasa. Apa kau sudah menemukan namamu sendiri?”
 “ Belum guru. Aku masih belum tahu siapa aku. Tapi aku seperti tidak asing dengan nama Pluto. Seperti nama seseorang. Entah memang ada orang yang bernama Pluto atau tidak. Tapi aku masih tak terlalu yakin.” Kataku.
“ Kau tadi bilang orang yang bernama Pluto?” tanyanya.
“ Iya. Aku seperti mengenal nama itu, tapi aku tak tahu apakah memang ada orang yang bernama Pluto?” kataku.
“ Ada. Aku mengenalnya. Dia adalah temanku yang tinggal di kerajaan Angkasa. Dia adalah teman dekat putri kerajaan Angkasa. Mungkin kau masih ada hubungannya dengan Pluto. Bagaimana kalau besok kita pergi ke kerajaan Angkasa?” guru Chong memberi usul.
" Dimana kerajaan Angkasa itu? Memang ada kerajaan bernama Kerajaan Angkasa." Tanyaku.
" Letaknya jauh dari sini. Butuh berhari-hari untuk perjalanan kesana dengan berjalan kaki. Itu kerajaan besar yang terkenal. Apalagi kerajaan Pluto memiliki putri semata wayang yang cantik dan baik hati." Kata guru chong
 “ tapi, nanti bagaimana dengan nenek? Aku tak tega kalau meninggalkannya. Kan nenek sendirian.”
“ nenek itu adalah orang yang kuat. Bahkan sebelum kau ada disini dia sudah bisa menghidupi dirinya. Apalagi ketika kau datang, hidupnya lebih dari cukup.” Kata Guru Chong.
“ baiklah. Malam ini aku akan minta izin pada nenek.” Kataku. 
                     Lalu aku pulang dan segera memberi tahu pada nenek bahwa aku akan pergi dengan guru Chong. Untunglah nenek mengizinkanku pergi dengan guru chong. Keesokan harinya aku pergi meninggalkan nenek. Selama 5 hari kami melakukan perjalanan. Akhirnya kami sampai juga di kerajaan Angkasa. Kami langsung pergi ke rumah Pluto. Ketika sampai, guru Chong dan Pluto itu melepas rindu.
 “ Pluto, sudah lama kita tak bertemu. Bagaimana keadaanmu sekarang?” Tanya guru Chong.
“ aku baik-baik saja. Bagaimana keadaanmu disana Chong. Apa kau masih menjadi seorang guru?” Tanya Pluto.
“ Tentu saja. Itu sudah cita-citaku sejak dulu. Oh ya Pluto kenalkan ini temanku namanya Angkasa. Dia amnesia. Sampai saat ini dia belum ingat siapa nama aslinya dan asalnya.” Guru Chong memperkenalkanku pada orang yang bernama Pluto itu. Aku berjabatan tangan dengannya. Dia sangat kaget pada saat berjabat tangan denganku, seperti melihat hantu saja. 
 “ Hei Pluto, mengapa wajahmu seperti ketakutan begitu?” Tanya Guru Chong kebingungan.
“ Putri Bintang, bagaimana anda bisa berada disini. Bukankah anda telah meninggal ketika terjatuh di sungai?” tanyanya.
“ Maaf maksud anda apa? Aku tak mengerti. Namaku bukan bintang, tapi namaku Angkasa.” Kataku.
“ Bagaimana bisa aku melupakan wajah putri Bintang. Wajahnya yang berseri seperti bintang yang bersinar terang dan ketertarikannya dengan angkasa itu yang takkan bisa kulupakan.” Kata Pluto.
 “ kalau kau tak percaya masuklah. aku masih memiliki foto-foto putri Bintang dan aku saat bermain.” Pluto mengajakku masuk.
  “Dia adalah kau Bintang.” Kata Pluto.
                    Ketika aku melihat foto itu hanya ada sebagian yang aku ingat. Aku masih belum bisa percaya bahwa aku adalah putri kerajaan angkasa. Aku berlari meninggalkan mereka karena masih tak percaya dengan apa yang baru saja kulihat. Aku berlari ke tepi sungai. Karena aku tak bisa melihat jalan dengan jelas karena mataku penuh air mata, aku terjatuh dan terbentur pohon yang besar.

***
 
“ Angkasa, bangun.” Aku seperti mengenal suara itu. Benar itu adalah suara guru Chong.
“ Kau baik-baik saja?” Tanya guru chong.
“ Ya, aku baik-baik saja guru.” Jawabku.
“ Apa kau sudah mengingat siapa dirimu?” tanyanya. Untuk beberapa saat aku terdiam dan mengingat sesuatu dan akhirnya aku ingat.         
“ Guru Chong, aku ingat siapa aku guru Chong. Namaku Bintang.” Kataku aku bersorak kegirangan karena dapat mengingatnya.
                   Akhirnya aku diantarkan Pluto kembali ke istana. Ayah dan ibuku sangat senang ketika aku kembali. Aku menceritakan semua tentang nenek dan guru Chong serta penduduk desa yang baik padaku. Ibuku menyuruhku untuk mengajak nenek tinggal di istana. Tapi, nenek tak mau karena dia lebih suka tinggal di gubuknya.

Minggu, 14 Agustus 2011

MAWAR DAN MELATI

“ Selamat pagi mawar!” Sapa bunga Matahari.
 “ Selamat pagi.” Balas bunga Mawar.
Pagi itu, seluruh penghuni padang bunga sedang pergembira karena pagi itu adalah pagi yang cerah. Para kupu-kupu mulai hinggap di bunga-bunga yang mengandung nektar. Terutama bunga mawar yang paling memikat. Selain wanginya, dia juga mengandung banyak nektar dan sangat cantik.
                Di tengah hutan yang masih pagi buta itu… “ Selamat pagi, Melati. Kau sudah bangun?” sapa bunga Sedap Malam.
“ Selamat pagi. Ya, aku sedang ingin bangun pagi. Sekarang kau beristirahat ya?” balas Melati.
“ Tentu saja. Aku sudah berjaga semalam. Aku beristirahat dulu ya.” Sedap malam pun tidur.
Embun membasahi bunga Melati dan membuat baunya menyebar kesemua penjuru hingga membangunkan para bunga yang masih tidur dan mereka saling menyapa. Cahaya matahari mulai menerobos melalui celah-celah pepohonan. Mereka menyabut matahari itu dengan gembira. Para kupu-kupu datang dan menghisap nektar mereka. Bunga melati yang paling memikat karena dia sangat cantik. Pepohonan dan rumput bergoyang karena ditiup angin. Burung-burung berkicau.
                Di padang bunga, “ Mawar, aku dengar ada sebuah bunga ditengah hutan yang katanya lebih cantik dan juga lebih wangi darimu.” Kata Lili. Dia selalu yang memulai pembicaraan di padang.
“Mana mungkin. Aku ‘kan yang lebih cantik di dunia ini. Tak ada yang bisa mengalahkanku.” Kata Mawar dengan nada yang angkuh. Sifat yang sesungguhnya sudah keluar.
                “ Aku mendengarkannya dari para burung yang terbang dari hutan. Mereka berkata ‘ pagi ini melati semakin cantik ya. Tak ada yang bisa menandinginya.’ Begitu kata burung-burung itu.” Lili semakin meyakinkan.
“ Kau tahu ‘kan burung-burung itu tak bisa diandalkan. Kita tahu yang bisa kita percaya hanyalah kupu-kupu. Coba kalau memang dia lebih baik dariku. Aku akan menemuinya.” Kata Mawar dengan marah. Dia tak suka jika ada bunga lain yang menandingi kecantikannya.
“ Tapi, bagaimana cara kau menemuinya. Kita kan tak bisa bergerak. Apalagi tempat ini jauh dari hutan. Jika kau merambat, itupun juga tak mungkin dilakukan.” Kata Kambodja.
                “ Semoga saja aku menemuinya.” Kata Mawar dan dia pun diam.
 Semuanya tahu kalau Mawar sedang marah tak bisa diganggu. Keesokan paginya, para kupu-kupu mendatangi padang bunga. hanya saja entah mengapa jumlahnya sedikit berkurang.
                “ Kemana kupu-kupu yang lain?” Tanya Mawar pada kupu-kupu yang sedang hinggap.
“ Oh yang lainnya pergi ke tengah hutan. Katanya disana banyak bunga yang mengandung madu. Apalagi bau mereka wangi dan juga baik hati. Terutama Melati. Dia adalah yang paling baik. Para burung sering memujinya dengan nyanyian. Bahkan dia juga sangat putih dan indah. Ya meskipun ukurannya lebih kecil darimu. Tapi, dia tak merasa direndahkan hanya karena ukuran. Sudah dulu ya, teman-temanku akan kesana.” Kupu-kupu itu pergi meninggalkan padang. Mawar semakin geram.
                Di tengah hutan, “ Melati, kenapa sekarang jumlah kupu-kupu semakin banyak ya? Darimana asal mereka. Kenapa aku tak mengenalnya?” Tanya Tulip.
 “ aku tak tahu.” Kata Melati.
“ Hei, sebelumnya aku belum pernah melihatmu dengan teman-temanmu yang lainnya. Kalian berasal darimana?” Tanya Melati.
“ Oh, kami berasal dari padang bunga. disini banyak sekali madu yang enak.” Kata kupu-kupu sambil terus menghisap.
                “ Bagaimana bunga-bunga yang berada disana?” Tanya Melati dengan sangat lembut.
“ Aku sedikit tidak suka dengan mereka. Mereka sangat suka menghina bunga ditempat lain. Bahkan mereka selalu mengejek burung dan tak mempercayai perkataan burung. Terutama Mawar. Dia sangat benci denganmu. Karena para burung pernah memujimu diatas padang. Bahkan Mawar sendiri bilang bahwa bagaimanapun juga dia pasti akan bertemu denganmu. Dan satu lagi. Sebenarnya dia juga cantik kok. Ukurannya lebih besar darimu. Berwarna merah, kelopaknya menumpuk dan yang tak aku suka adalah batangnya berduri.” Kata Kupu-kupu. Setelah mendapatkan cukup banyak nektar, kupu-kupu itu terbang kembali.
                Tiba-tiba saja mereka mendengar suara langkah kaki manusia. Mereka langsung terdiam. Lalu, “ Hei, itu dia bunga yang kita cari. Bunga yang sangat cantik. Putri Melati pasti sangat suka karena bunga ini juga nama Putri.” Seorang yang seperti pengawal mendekati Melati.
“ bunga ini kita ambil saja. Hati-hati mencabutnya. Jangan sapai ada akar yang tertinggal.” Seseorang temannya mencabutnya secara perlahan.
Lalu, Melati diletakkan di pot yang diisi dengan tanah yang biasa dia tempati. Teman-teman Melati menangis melihat kepergian melati. Para burung mengikutinya dari belakang dengan jarak yang sangat jauh.
                Lalu mereka mendatangi sebuah padang bunga yang sangat luas. Lalu tiba-tiba seorang pengawal yang tadi mendekati Melati berteriak.
“ Itu dia, bunga terindah yang sangat disukai oleh Putri Mawar. Bunga Mawar merah yang sangat cantik. Ayo kita cabut. Tetapi jangan sampai ada satu akar yang tertinggal dan hati-hati jangan sampai terkena durinya.”
 Dalam hati Melati ‘apakah dia yang dikatakan bunga yang terindah oleh para burung dan para kupu-kupu? Dia sangat cantik dan lebih cantik dariku.’
                Melati dan Mawar dibawa oleh orang yang sama. Lalu Melati mengajak berkenalan. “ Kenalkan, namaku Melati. Aku berasal dari tengah hutan.” Kata Melati dan tiba-tiba, “ Oh, jadi kamu yang sering dibilang cantik oleh para burung dan juga kupu-kupu. Ternyata kau ini lebih jelek dariku. Bagaimana bisa kau dibilang sangat cantik?” kata Mawar dengan angkuh.
                “ Para burung dan juga kupu-kupu sering menyanyikan lagu tentang kau dan aku. Mereka bahkan sering memujiku dan mengatakan bahwa kau lebih cantik dariku dan bahkan kau lebih wangi dariku. Hanya saja mereka mengatakan kau itu terlalu angkuh dan sombong. Maka dari itu mereka menjauhimu. Begitu.” Kata Melati.
Dia mengatakan semua yang dikatakan para kupu-kupu yang datang dari. Padang. Setelah itu. Mereka sampai di istana. Mereka diletakkan di kebun istana.
                “ oh. Itukah dia yang dikatakan ayah bahwa mirip denganku. Cantik sekali.” Dua orang putri mendekati Mawar dan Melati. Yang satu sudah pasti putri Melati karena langsug mendekati Melati dan yang satu lagi Mendekati Mawar dan itu sudah pasti putri Mawar.
               
“ Kedua bunga ni terlihat berteman ya, Sama seperti kita.” Kata Putri Melati.
“Iya, bunga Melati itu sama cantiknya dengan dirimu.” Kata Putr Mawar.
“Kakaklah yang lebih cantik. Sama dengan bunga itu.” Puji Melati pada kakaknya.
Mawar dan Melati berpikir, wajah mereka jauh berbeda. Ya meskipun sama-sama cantik, tapi putri Mawar sangat cantik. Dan putri Melati sering memuji putri Mawar. Mereka saling berpandangan. Mawar merasa malu karena pemiliknya saja yang sangat cantik sama seperti dirinya malah memuji adiknya yang tak terlalu cantik. Sementara adiknya juga selalu memuji kakaknya. Berbeda dengan mereka berdua. Melati selalu memuji Mawar dan Mawar malah selalu bertingkah angkuh. Akhirnya dia menetahui apa yang dimaksud dengan cantik oleh para kupu-kupu dan burng. Yaitu hatinya yang semakin cantik.
                Beberapa saat kemudian. Burung-burung menyanyi untuk Mawar dan Melati.
Ada sebuah kisah
Tentang dua kuntum bunga yang berbeda jauh
Mereka saling tak kenal
Yang satunya sangat baik dan yang lain sangat angkuh
Meeka bertemu ditempat yang sama
Akhirnya mereka bisa berteman
Semoga mereka mengingat teman mereka yang jauh disana
                Mawar dan Melati teringat dengan teman-temannya yang berada di hutan dan dipadang. Meskipun begitu, sekarang mereka sudah tidak bertengkar lagi dan bahkan mereka selalu bersama hingga akhir hayat mereka.

Senin, 08 Agustus 2011

Wajah yang hilang


Ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Twin. Kerajaan itu adalah kerajaan yang unik karena penduduknya yang selalu kembar dua. Bahkan tak ada yang tak kembar. Termasuk raja mereka. Bagi mereka, jika ada penduduk yang tak kembar, maka orang itu dianggap terkutuk dan bukan penduduk kerajaan itu. Orang yang terlahir seperti itu harus dibuang dari kerajaan mereka.
Suatu hari, permaisuri kerajaan Twin akan melahirkan. Tabib istanan membantu kelahirannya. Setelah kelahiran sang bayi, permaisuri berteriak histeris. Raja pun masuk kedalam untuk memastikan keadaan permaisuri.
“ Ada apa istriku? Mengapa kau berteriak? Apa yang terjadi?” tanya raja pada permaisuri.
“ Anak kita terkutuk suamiku. Dia tidak kembar. Tak ada bayi lagi didalam tubuhku. Hanya ada seorang bayi saja.” Kata permaisuri sambil menunjukkan bayi laki-laki yang dibawa tabib. Raja benar-benar tak percaya. Karena itu, dia harus membuang bayi laki-laki itu. Bayi itu dibuang di pinggir danau yang terdapat ditengah hutan.
Bayi itu terus menangis semalaman. Pagi harinya, dia ditemukan oleh seorang putri kerajaan Melodi. Putri itu membawa bayi itu ke istana. Dia memberi nama pada bayi itu dengan nama Neptune yang berarti Dewa Air. Putri sangat sayang pada Neptune hingga Neptune dewasa. Suatu hari, Neptune ingin bermain keluar istana sendirian. Putri mengizinkan Neptune pergi.
Ketika di alun-alun kota, dia melihat seorang pria yang mengenakan topeng sedang duduk dipinggir air mancur sambil memainkan biola. Pria itu mengenakan topeng sehingga Neptune tak dapat melihat wajahnya. Neptune juga memakai topeng. Neptune menghampiri pria itu.
“ Hai, sedang apa kau berada disini?” sapa Neptune membuat orang itu kaget.
” Aku sedang mengisi waktu luang saja.” Kata pria itu menghentikan permainannya.
” Kau sangat bagus memainkan biola itu.” Kata Neptune memuji pria itu.
” Terima kasih. Ngomong-ngomong kita belum berkenalan, namamu siapa? Kalau namaku Sedna.” Kata Sedna bersalaman.
” Namaku Neptune, salam kenal. Oh ya siapa keluargamu?” tanya Neptune.
” Keluargaku adalah seorang guru musik. Mereka sangat baik padaku karena mereka mau merawatku.” Kata Sedna.
“ Kau bukan anak kandung mereka?” tanya Neptune.
” Bukan, aku dipungut dari hutan. Meskipun aku bukan anak kandung mereka, mereka sangat menyayangiku.” Kata Sedna. Sinar matanya seperti benar-benar bangga pada orang tuanya.
” Kalau begitu kita bernasib sama. Aku juga bukan anak kandung. Aku dipungut dipinggir danau. Tapi, ibuku tetap sayang padaku. Suami ibuku telah meninggal sebelum aku ditemukan.” Kata Neptune. Sinar mata Neptune sama seperti Sedna.
“ oh ya, mengapa kau memakai topeng?” tanya Sedna.
” Ya, kata ibuku agar aku tak ketahuan saja. Tapi, aku tak tahu makusd ibu. Ya sudah aku pakai saja. Kalau kau?” Neptune balik bertanya.
” Kalau aku karena aku tak mau ada orang yang melihat wajahku.” Kata Sedna.
” Mengapa kau tak mau ada yang melihat wajahmu?” tanya Neptune.                                                        
“ Karena orangtuaku tak mau kalau orang lain tahu bahwa aku bukan anak kandung mereka. Hanya kau saja yang tahu bahwa aku bukan anak kandung mereka. Tapi, tolong jangan bilang siapapun. Kumohon!” pinta Sedna.
” Tenang saja. Aku tak akan mengatakannya pada siapapun. Hari sudah mulai gelap. Kalau begitu aku pulang dulu.” Kata Neptune.
” Sampai ketemu besok disini ya.” Sedna melambaikan tanganya kepada Neptune.
Sesampai di istana, Neptune sangat senang karena dia mempunyai seorang teman. Hanya saja, Neptune tetp saja menggunakan topengnya jika bertemu dengan Sedna. Sedan juga begitu, dia tetap menggunakan topeng.
Neptune dan Sedna sangat senang bernyanyi dan bermain biola di alun-alun kota. Di alun-alun kota, banyak orang yang menonton aksi mereka dan memberi mereka uang. Mereka sangat senang sekali karena mereka mendapatkan uang dari hasil kerja keras sendiri dan mereka dikenal sebagai vionis bertopeng.
Mereka juga banyak diundang oleh beberapa tempat hiburan untuk bermain disana. Meskipun sangat melelahkan dan membuat Neptune jarang berada di istana dan Sedna jarang berada di rumah, mereka tetap senang.
Ketika mereka sedang bermain di alun-alun, raja dari kerajaan Twin sedang jalan-jalan di alun-alun. Raja Twin sangat tertarik dengan permainan mereka. Setelah permainan seleai dan kerumunan bubar, raja Twin menghampiri mereka.
“ Apakah kalian hanya bermain disini saja?” tanya Raja.
” Oh, kami tak bermain disini saja. Biasanya kami disewa di tempat hiburan atau di istana.” Jawab Neptune.
” Kalau begitu apa kalian bisa bermain di Istanaku?” tanya Raja.
” Tentu saja kami bisa.” Jawab mereka serempak.
” Kalau begitu besok kalian ikut aku ke Istanaku. Istanaku berada di kerajaan Twin.” Kata Raja.
” Baiklah. Kami besok akan bertemu dengan anda disini pukul 8 pagi.” Kata Sedna. Setelah itu mereka pulang.
“ Aku tak menyangka, hari ini kita diundang ke kerajaan tetangga. Oh ya Neptune, bukankah di kerajaan Twin itu semuanya kembar?” tanya Sedna.
” Iya. Kalau aku dengar dari Orang-orang, mereka itu semua kembar. Bahkan kata mereka kalau di kerajaan mereka ada yang tidak kembar, maka mereka harus membuang bayi itu.” Kata Neptune.
“ tunggu dulu. Bukankah pemisah Negara kita adalah hutan. Jangan-jangan kita berasal dari Negara itu juga.” Kata Sedna.
” Mana mungkin. Aku kan’ dibuang di pinggir danau. Kalau kau di tengah hutan. Kalau kau masih ada kemungkinan dari sana. Kalau aku kan’ mana mungkin.” Kata Neptune tak percaya.
“ bukankah ditengah hutan ada danau? Mungkin saja kau berasal dari sana. Coba kau tanyakan saja pada ibumu di danau mana dia menemukanmu.” Saran Sedna.
” Benar juga perkataanmu. Kalau kita benar-benar dari sana, berarti kita memang tak mempunyai saudara kembar. Maka dari itu mereka membuang kita.” Kata Neptune.
” Sudahlah. Lebih baik kita harus segera pulang untk persiapan besok.” Kata Sedna.                              
Sesampai dirumah,” Ibu, aku mendapatkan kabar bagus bu..” sedna memanggil ibunya.
” Berita apa nak?” tanya ibunya sambil membawakan teh untuk Sedna.
” Besok, aku akan bermain di istana kerajaan Twin.” Kata Sedna dengan senang.
“ benarkah, kalau begitu kau harus memberikan yang terbaik besok agar Negara kita terkenal karena permainanmu dengan temanmu itu.” Kata ibunya member dukungan.
” Pasti. Doakan aku agar sukses ya bu.” Pinta Sedna kepada ibunya.
” Ibu akan selalu mendoakanmu. Jam berapa besok kau akan kesana?” tanya ibu.
” Besok jam 8 pagi. Kalau begitu aku akan bersiap-siap untuk besok.” Kata Sedna bergegas ke kamarnya. Setelah makan malam, sedna pun tidur.
Sementara di istana,” ibu, hari ini aku diundang ke kerajaan Twin. Besok pagi jam 8. Apakah ibu menyutujuinya?” tanya Npetune.
” Tentu saja anakku. Kau pasti sangat senang karena kau bisa melihat kerajaan tetangga dan kau juga bisa membuat kerajaan kita semakin terkenal. Ibu akan selalu mendukungmu.” Kata Putri. Dia terlihat sangat bangga kepada anaknya.
” Kalau begitu aku akan bersiap-siap dahulu untuk besok.” Kata Neptune meninggalkan ruang makan. dikamar, Neptune berteriak kegirangan.
Tepat pukul 8 pagi, mereka telah berkumpul di alun-alun dan bertemu dengan raja serta pengawalnya.” Apakah kalian sudah siap?” tanya Raja.
” Tentu saja. Kami akan menaiki kuda yang kami bawa.” Kata mereka serempak.
” Kalian ini selalu kompak. Apakah kalian bersaudara?” tanya raja.
” Bukan. Kami hanya teman saja.” Kata mereka serempak.
” Kalian ini lucu sekali. Kalau di Negaraku, semua rakyatku selalu serempak dengan kembarannya.” Kata Raja. Mereka pun berangkat.
Sesampai di istana,” kalian akan bermain nanti malam karena pestanya akan dirayakan nanti malam. Lebih baik kalian melakukan persiapan di kamar yang telah aku siapkan. Daynagku akan mengantarkan kalian.” Kata Raja. Para dayang mengantarkan mereka. Ketika mereka memasuki kamar itu.
“ wah, sangat besar sekali kamar ini. Seperti lapangan saja.” Kata mereka serempak.
Neptune juga prtama kali melihat kamar sebesar itu. Kamar di istananya saja tak sebesar itu. Mereka semua loncat ke kasur yang sangat empuk. Mereka berlatih bersama. Mereka sangat bagus ketika memainkannya.
Ketika permaisuri sedang melewati kamar mereka, permaisuri mendengar nada yang sangat bagus itu. Dia mengintip ke kamar. Itu. Dia melihat Neptune dan Sedna yang mengenakan topeng. Entah mengapa permaisuri merasakan bahwa dia sangat mengenal kedua anak itu. Permaisuri meninggalkan kamar itu.
Pada malam harinya, Neptune dan Sedna sudah bersiap. Mereka sedikit gugup karena yang melihatnya para bangsawan yang sangat banyak daripada di Negara mereka. Yang membuat banyak adalah karena mereka kembar. Rasanya seperti melihat dua patung sama bentuknya. Mereka pun memainkan biolanya.
Ketika mereka memainkannya, suaranya sangat merdu dan lembut. Permaisuri merasa dia mengenal kedua anak itu. Tapi, dia berusaha melupakan perasaannya. Semua orang berdansa mengikuti irama. Mereka berdua sangat senang memainkannya. Hingga pesta selesai. Ketika semua orang akan pulang, tiba-tiba saja ada 2 orang yang mengajukan pertanyaan kepada Neptune dan Sedna.
“ Maaf, apakah kami boleh bertanya kepada kalian berdua. Mengapa kalian mengenakan topeng?” tanyanya.
“ Maaf, kami tak bisa menjawabnya.” Jawab Neptune.
“ Kalau begitu tak ada alasannya kalian mengenakan topeng. Sekarang juga kalian harus membuka topeng kalian.” Kata orang itu.
“ Kalian tak berhak mengatur kami.” Kata mereka serempak.
“ kami punya alasan kuat mengapa kami meminta kalian membuka topeng kalian.” Kata mereka serempak.
” Apa alasan kalian?” tanya Sedna.
 “ Mungkin saja ini masih ada kaitannya dengan bayi permaisuri yang dibuang.” Kata mereka dengan tegas.
” Kalau begitu, sekarang juga kalian harus membuka topeng kalian.” Kata mereka dengan tegas.
Sedna dan Neptune dengan perlahan membuka topeng mereka. Ketika topeng mereka terbuka, semua orang kaget. Sedna dan Neptune saling berpandangan. Mereka tak percaya ternyata mereka berdua kembar.
“ kau lahir dimana nak?” tanya permaisuri pada mereka berdua.
” aku tak tahu. Karena aku dibuang di pinggir danau.” Kata Neptune.
” Kalau aku dibuang ditengah hutan.” Kata Sedna. Tabib istana dan perdana menteri tak percaya bahwa itu adalah bayi permaisuri.
” Apa maksudnya ini? Aku hanya membuang bayiku dipinggir danau. Mengapa ada bayi lain? Bukankah kau mengatakan bahwa bayiku hanya satu?” tanya Permaisuri kepada tabib istana.
“ wajar saja bayi permaisuri hanya satu. Karena bayi yang satu lagi telah mereka buang. Perdanan menteri berniat untuk menjadi raja. Karena jika raja dan ratu membuang bayinya, maka raja dan ratu tak mempunyai keturunan. Jika raja dan ratu tak mempunyai keturunan, maka penerus raja adalah perdana menteri dan tabib istana akan diberi sebagian kekayaannya.” Kata mereka serempak.
“ apakah itu benar tabib, perdana menteri?” tanya ratu.
” Ya ratu.” Jawab mereka lemas dan ketakutan.
” Kalian ceritakan apa yang kalian lakukan kepada bayiku yang satunya!” pinta ratu.
” Begini, waktu ratu melahirkan, bayi yang pertama telah lahir. Setelah itu aku menyerahkannya pada perdana menteri yang berada disebelahku. Perdana menteri membungkus bayi itu dibalik jubahnya yang panjang. Setelah itu lahir bayi yang kedua. Aku berikan bayi itu pada ratu. Perdana menteri segera membuang bayi itu ditengah hutan. Setelah itu raja dan ratu membuang bayi itu dipinggir danau.” Tutur tabib.
“ karena kalian telah menipu kami dan telah membuang kedua bayi kami, maka kau akan dipenjara seumur hidup.” Kata raja. Mereka diseret ke penjara. Sementara Sedna dan Neptune masih tak percaya dengan yang mereka alami. Mereka juga masih belum mengerti apa yang mereka maksud. Neptune dan Sedna hanya diam saja.                                                                                                                                                                                                                                                     
“ anakku. Karena kalian telah kembali, tinggallah dengan kami disini.” pinta ratu. Kata-kata ratu membuat mereka akhirnya mengerti.
” Maaf, bu. Aku tak bisa meninggalkan orang tuaku yang telah mengasuhku sejak aku kecil.” Kata mereka serempak.
“ mengapa kalian lebih memilih orang tua yang bukan orang tua kandung kalian?” tanya Ratu.
” Karena mereka merawat kami dengan tulus dan baik.” Kata mereka serempak.
 ” Ibu juga bisa seperti itu. Bahkan orang tua tiri selalu menyakiti anaknya.” Kata Ratu.
“ orang tua kami tak seperti itu. Mereka merawat kami dengan sepenuh hati. Mereka juga tak membedakan anaknya meskipun kembar atau tidak, mereka tetap baik. Mereka juga tak peduli meskipun kami bukan anak kandung mereka. Kami bahagia tinggal disana. Kami bahagia karena tak membuang kami meskipun tak mempunyai saudara kembar. Mereka tetap senang meskipun hanya mempunyai seorang anak. Penduduk disana tak membedakan hanya Karena mempunyai saudara kembar atau tidak. Malam ini juga kami akan pulang.” Kata mereka serempak membuat ratu terpukul.
Mereka pulang kerumah masing-masing. Berita itu telah tersebar keseluruh Negara Melodi. Meskipun begitu, Sedna dan Neptune tetap lebih memilih bermain biola bersama dan tak pernah kembali ke kerajaan Twin yang hanya mementingkan keturunannya. Mereka hidup bahagia. Neptune menjadi raja di negeri Melodi dan Sedna menjadi penasihat Neptune. Mereka selalu bersama dan bahagia.